16013089 / FMIPA
Sesi 1
Pembicara : Gita Wiryawan (Menteri Perdagangan RI)
Tema : Untuk IndonesiaSemangat kemahasiswaan kental dengan kearifan lokal. Perekonomian di Indonesia butuh pemimpin yang mengerti kepentingan rakyat. Indonesia telah menjadi Negara dengan tingkat perekonomian terbesar ke-15 di dunia.
“If you want it, you will get it.” Semua hal tergantung seberapa besar kemauan kita untuk mencapai sesuatu dan pencapaian akan sesuatu tergantung Tuhan YME, namun kita juga harus tetap berusaha/mempunyai kemampuan.
Masa depan kita di abad ke 21 secara apapun tidak akan lebih relevan tanpa pegangan moral untuk menghindari korupsi.
Kita bisa sukses sebagai Negara muslim apabila kita mengedepankan pluralism karena bangsa yang tidak memiliki kearifan lokal adalah bangsa yang kehilangan jati diri.
Gangnam :
· Kemahiran teknologi
· Kesinambungan demokrasi
· Kekayaan budaya
· Kemajuan ekonomi
Indonesia berada dalam masa transformasi ekonomi karena letaknya yang strategis, yaitu di Asia Tenggara. Kita harus meningkatkan sekitar 60% dari produktivitas tenaga kerja per unitnya.
Kita harus bisa berteknologi, berbudaya dan ber-ber yang lainnya agar dapat membangun perekonomian di Indonesia.
Satu mitos yang perlu kita patahkan adalah bahwa pertumbuhan ekonomi hanya terjadi di Jakarta. Padahal kota-kota lain seperti Bandung, Surabaya memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan di Jakarta.
Indonesia harus bisa merambah nilai, bukan hanya sebagai natural resources. Namun masih banyak PR yang semuanya bergantung pada pendidikan dan pendanaan.
Nilai tukar rupiah sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Maka dari itu kita harus berusaha untuk dapat menurunkan suku bunga, dengan demikian daya saing akan meningkat.
Asean harus bisa jadi:
1. Best produksi
2. Pasar produktif
3. Ekonomi yang kompetitif
Produk pendidikan adalah sejarah yang diperlukan untuk bersaing di dunia global. Namu, harus didasari peraturan oleh seluruh lapisan rakyat Indonesia.
Pada intinya Indonesia membutuhkan pemimpin yang dapat menjawab tantangan pada zamannya dan responsive terhadap permintaan rakyat. Juga harus menjaa keseimbangan dari kepentingan berbagai pihak dan lapisan masyarakat.
“We have to be nationalistic but at the same time internationalism.”
Tantangan kita pada saat ini adalah bagaimana kita bisa mengembangkan nasionalisme sebagai sistem. Maka dari itu jadilah garuda-garuda yang kreatif, terampil, dan berteknologi yang mempunyai semangat kebangsaan.
Sesi 2
Pembicara : Indra Hidayat (Wanadri)
Tema : Cinta Tanah Air
Luas Indonesia terdiri dari 30% daratan dan 70% perairan. Pada saat Proklamasi, luas Indonesia hanya sekitar 1,5 juta Km2. Deklarasi Djuanda mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara kelautan yang bertabur pulau-pulau dan bukanlah Negara kepulauan. Sehingga setelah diadakannya Deklarasi Djuanda, luas Indonesia menjadi 3 kali lipat dari hasil proklamasi.
Kita berbatasan dengan 10 negara sehingga Negara kira sangat rawan terhadap masalah perbatasan.
Tips yang harus kita lakukan :
· Sadar diri
· Sadar lingkungan
· Sadar tujuan
Sesi 3
Pembicara : Tri Mumpuni
Tema : Integritas dan Kompetensi alumni ITB untuk Kemandirian dan Kesejahteraan Bangsa
2 hal yang penting dalan Integritas dan Kesejahteraan Bangsa adalah pengetahuan (logika) dan perasaan (empati) dan tugas kita adalah harus membuat keduanya tetap berkomunikasi.
Jika kita tanpa empati maka kita membaca Indonesia untuk diri sendiri, namun jika kita menggunakan logika dan empati maka kita membaca Indonesia untuk bangsa.
Di Indonesia masih ada > 100 juta rakyat di > 33.000 desa belum merasakan listrik. Sebenarnya banyak potensi di Indonesia yang dapat dijadikan sumber listrik seperti air terjun, namun masih belum terealisasikan.
Kita harus memiliki pemimpin yang tidak menjual aset Negara selama masih ada rakyatnya yang kesusahan.
“Makin tinggi pertumbuhan maka makin baik perekonomian.” Inilah definisi yang umum untuk pertumbuhan ekonomi. Namun, ekonomi saat ini menjadi alat dari kebiasaan perhitungan rutin bagi kepentingan pemilik modal tanpa mempedulikan kemanusiaan.
Definisi kewirausahaan sosial: “Setiap orang adalah unik dan mereka harus melakukan yang disukainya sebaik-baiknya sehingga makin baik hasil yang mereka peroleh makin baiklah ekonomi. Saat ini system ekonomi semakin tidak manusiawi.
Peran wirausaha sosial:
· Pelurusan visi pembangunan
· Perubahan paradigma investasi
· Pembatasan pertumbuhan usaha
Paradigma investasi membutuhkan teknologi, manajemen, dan keuangan => Sumber daya lokal dan komunitas lokal.
Pada saat ini masyarakat kurang mementingkan pembangunan di Indonesia sehingga mereka hanya bisa menjadi seorang pekerja untuk membangun Negara lain.
Sesi 4
Pembicara : Saska (Riset Indie)
Riset Indie adalah kolektif penelitian yang mempunyai penelitian secara luas dan mandiri di sosial, teknologi, ekonomi, dan media.
Project Riset Indie yang pertama adalah mempertahankan kamera Polaroid yang waktu itu pabriknya sempat ditutup karena bangkrut. Namun setelah > 2 tahun mencoba menjual dan mempopulerkan kembali kamera Polaroid tersebut Riset Indie mengalami kebangkrutan karena harga kertasnya yang mahal sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kamera digital.
“Sesuatu akan punah jika tidak kita lestarikan.”
Project yang kedua adalah mempopulerkan animatronik. Riset Indie telah membuat Animatronik yang pertama di Indonesia dan telah mengadakan pameran untuk menggalang dana demi project ini dan masyarakat memberikan apresiasi positif dalam hal tersebut.
Project Riset Indie yang ketiga adalah Riset Indie Angkot Day yang meneliti masalah kemacetan di kota Bandung dan project yang akan dilakukan adalah satu hari satu trayek tanpa ngetem dan gratis. Percobaan ini akan dilakukan pada tanggal 20 September dengan trayek Kelapa-Dago.
“Jadilah orang yang produktif dan menghasilkan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar